Selasa, 20 Oktober 2015

Histerektomi





Apa sih histerektomi?

Waktu berkunjung ke dokter Wisnu sih dia ngga pake istilah ini, waktu ke dokter Riyana dia jelasinnya histerektomi terus, di depan dokternya iya iya aja sambil mikir maksudnya histerektomi apa yaa.. ooo.. lama lama makin nyambung istilahnya angkat rahim itu histerektomi toh.. *noted

Serem, ngeri, takut bukan dioperasi caesarnya, tapi justru histerektominya..hasil browsing sana sini banyak banget penjelasan dan teknik-teknik operasi, sayatannya, bla bla.. tapi kebanyakan tindakan histerektomi diambil untuk menyelamatkan nyawa pasien kanker, miom dan sejenisnya. Untuk kasus plasenta akreta aku ngga nemu, minimal pengen tau aja gimana sharing pengalaman dari orang lain untuk kasus yang sama, tapi ngga nemuin.

Setelah dipastikan dokter Gatot yang akan nanganin aku, dari beliau pun tidak ada penjelasan yang sangat mendetail untuk tindakan ini. Beneran deh, jadi memilih untuk stop dan ngga browsing atau cari tau lagi tentang histerektomi.. wong dokter ku hanya bilang ‘’ngga ada yang berubah kok.. cuma ngga mens aja selebihnya tetep cantik”

Sebenernya kadang mikir, ih dokter kok gini sih anggep enteng banget, harusnya sebagai pasien kita kan dapet penjelasan detail tuhhh yaa.. semakin kesini semakin dijalanin semakin terlihat bahwa pengalaman ngga bisa bohong, dokter senior mungkin lebih tahu caranya ngadepin pasien labil kayak sayaahhh dengan tidak menjelaskan hal yang belum terjadi. Lagian, dokter-dokter muda sebelumnya sudah cukup menjelaskan banyak – dan berdampak pada kesulitan tidur – serta menimbulkan pikiran yang tidak tidak. Heu.

Pernah pada saat sesi konsul, dokter Gatot menutup semua hasil lab.usg dll.. sambil bilang “gini ya, ini semua hanya prediksi, mungkin saja begini mungkin saja tidak sama sekali, saya sering  menghadapi pasien sulit tapi pada saat penanganannya tidak sesulit yang dibayangkan.. jadi yasudah jangan dipikirkan, tapi kita siapkan yang terbaik.. kalaupun sampai angkat rahim ibu hanya harus ikhlas punya dua anak.. itu saja..” Adem banget dengernya.

Sebelumnya kan aku mikirnya macem-macem tapi dokter Gatot seolah bisa menyadarkan bahwa, kenapa sih mikirin yang aneh-aneh, berasa jadi wanita ngga sempurna lah, berasa hidup akan terhenti kalau ngga punya rahim lagi lah.. hey.. anak dua adalah anugerah, banyak yang belum punya anak tapi harus histerektomi. Sudahlah, bersyukur.

Setelah operasipun, saat ditanya “dok, kenapa jadi histerektomi?” dokter hanya jawab “ini demi nyawa ibu..” GLEK. Sudah! Sudah tidak perlu penjelasan panjang lagi. Dokter sempat ingin mempertahankan rahimku, makanya ada plasenta/ari-ari yang bisa dibawa pulang meskipun kondisinya terpotong-potong. Dari situ semua tahu, dokter tidak main gampang ambil tindakan saja, tapi telah berusaha yang terbaik, sampai akhirnya harus diputuskan histerektomi.

Rahimnya diperlihatkan ke Rendra, Papaku, Ayah dan Mama mertua untuk memastikan hanya rahim yang diangkat. Dan dari pemeriksaan jaringan hasilnya juga menunjukkan bahwa positif plasenta akreta dan pengangkatan rahim adalah keputusan yang tepat.

Rasanya gimana setelah operasi?

Hari pertama memang yang terberat, sakitnya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, si mamah sabar banget ngadepin aku yang waktu itu ngelantur mulu ngomongnya setelah operasi.hahaha.. maklum laperrr tapi ngga boleh makan, hauuuss tapi ngga boleh minum, sakiiiit. Untungnya besokan paginya udah boleh makan minum. Langsung berasa punya tenaga buat ngelawan rasa sakitnya.

Kenapa mesti dilawan? Yaiyalah dilawan banget, aku berusaha buat terus bergerak biar makin terbiasa dan bisa gendong Naya. Bedanya di RS Kramat adalah ngga ada perlakuan spesial gitu, ngeluh sakit dibiarin aja, katanya selama masih bisa ditahan jangan bergantung sama obat. Ya mungkin aja bener, tapiii kan kalau sakitnya menghambat pergerakan mending minum obat, asal sesuai dosis dan nggak berlebihan.

Namun, obat paling ampuh itu adalah Ranaya, tiap kali Ranaya dibawa ke kamar, aku bisa lupa sakitnya, bisa tetiba miring kanan, miring kiri, duduk, berusaha buat nenenin semaksimal mungkin. Meski apalah daya Ranaya harus minum formula terlebih dulu..  *hikss sediihh.. dan waktu Ranaya dibilang kuning/billirubinnya tinggi, nggak lama aku langsung bisa turun dari tempat tidur dan jalan sendiri ke kamar mandi lalu besokannya minta pulang.

Jadi lebih sakit mana caesar pertama atau kedua?

Ini nih pertanyaan yang sering aku tanyain ke temen yang udah rasain caesar dua kali, dan rata-rata semua jawabannya sakitan yang pertama, yaiyalah mungkin yang kedua udah lebih familiar sama sakitnya jadi lebih siap.

Tapi untuk kasus aku mah mungkin jelas beda, menurutku lebih sakit kedua karena ada tindakan tambahan histerektomi, dan obat-obatan yang kurang di RS nya, bener looh ngaruh.. artis-artis caesar ngga sakit karena obatnya bageuuusss sementara ibu-ibu yang caesar pake BPJS sakitnya sampe jejumpalitan. *pernah baca postingan dokter BPJS yang sedih harus mengurangi obat-obatan ke pasiennya.

Karena aku juga konsul ke dokter Riyana, jadi dikasih obat tambahan dan maknyus sekali, sakitnya ngga berasa dan aku bisa aktifitas mengurus Ranaya.

Keluhan?

Alhamdulillah sih enggak ada, tapi memang aku mencoba jaga kondisi aja dengan ngga terlalu angkat beban berat seperti beratnya beban hidup, terlalu cape seperti menghadapi sua..*ah sudahlah, terlalu stress seperti mikirin ut*ng, aku lebih banyakin liburan seperti bolos kerja, banyakin belanja seperti misalnya belanja sayur ke pasar.. hahahaa.. *da aku mah apa atuh

Yaa so far alhamdulillah tidak ada keluhan yang berarti, semoga kedepannya juga sehat selalu..aamiin.. yang penting sih tetep menjaga kesehatan, makan teratur, minum vitamin (walau ga rutin), sama tidur/istirahat cukup.

Pesan dan Kesan.

Intinya rejeki anak itu memang Allah SWT yang maha mengatur, ketika kita diberikan kepercayaan untuk hamil ya benar-benar dijaga, dinikmati prosesnya, jangan malas periksa ke dokter, kalau punya rejeki lebih mending sekali USG dengan 4D biar bisa kelihatan lebih detail, kalau dinyatakan ada masalah pada kandungannya jangan keburu stress, cari option lain, pilihan lain, cari tahu banyak, buat para suami juga harus mendukung penuh istrinya, selalu berikan stimulasi ke anak sejak dari kandungan, afirmasi terus ke bayinya, banyak do’a, banyak berserah, jangan egois – tetap makan sehat, minum vitamin, jaga kondisi dan jangan meratapi/sedih berlebihan.

Khusus untuk yang sudah terdiagnosa plasenta akreta, lebih baik memilih RS yang siap Bank darah, untuk mengantisipasi pendarahan, biasanya pendarahan hebat adalah salah satu penyebab kematian yang paling sering terjadi. Pernah ada diberita, seorang ibu meninggal setelah melahirkan secara caesar, setelah lahiran pendarahan hebat dan dioperasi kembali untuk pengangkatan rahim, namun sudah terlambat. Karena kalau plasenta akreta tidak terditeksi dini, dan pada saat operasi caesar plasenta ditarik/diambil resikonya sangatlah fatal. Jadi alangkah lebih baik, memeriksakan kondisi kehamilan secara medis dan rutin, pilih dokter yang memang sudah pro, RS yang mendukung (alat-alatnya, nicu, dll).


Semangat!
MiyR

Kamis, 01 Oktober 2015

ALHAMDULILLAH, Ranaya.. (Ceritanya Melahirkan)

De, saat mamiy tulis ini, mungkin kamu lagi minum ASIP dirumah sama nenek.. Maaf ya nak, sementara kita harus seperti ini.. berjauhan kalau siang, demi kamu juga.. demi Teteh Jani.. demi kita..

De Nay.. sebelumnya tidak pernah mamiy duga kalau cerita melahirkan kamu akan sebegininya membekas bagi mamiy.. mamiy fikir, anak ke dua prosesnya pastilah biasa aja.. karena udah pernah sebelumnya.. nyatanya? Allah kasih ujian yang harus dilalui dengan ikhlas.. proses demi proses sudah dilewati, dari pencarian dokter, rumah sakit, memastikan apa itu plasenta akreta, bahayanya, akibatnya, persiapannya, kemungkinan terburuknya.. semua sudah tergambar jelas.. tinggal eksekusinya aja di hari H.

Mamiy sudah mempercayakan Dokter Gatot untuk proses operasinya, dengan dia mamiy merasa tenang dan nyaman.. entahlah mungkin karena pengalamannya itu.. beliau tidak pernah sekalipun membuat mamiy patah hati, down, ataupun takut.. ya takut.. mamiy takut banget de.. takut ngga bisa gendong kamu saat setelah lahiran nanti.. Allahuakbar.. sebegitu jauhnya pemikiran mamiy de.. tapi makin deket harinya, mamiy makin tenang, makin ikhlas dengan apa yang akan mamiy hadapi, dengan apa yang akan terjadi..

Sebelumnya dijadwalin kalau kamu akan lahir di tanggal 15 Mei 2015, cantik ya tanggalnya? Tapi apalah daya, manusia berencana Tuhan juga kan yang menentukan. Ternyata Dokter Gatot ada planning lain ditanggal itu, dan rencana operasipun diundur sampai diatas tanggal 20 Mei. Huuu.. mamiy bingung, apa nggak kelamaan ya.. takutnya kamu udah kontraksi, nanti malah makin bahaya. Ditengah kegalauan mamiy curhat ke Dokter Riyana.. beliau bilang jangan sampai diatas tanggal 20, lebih baik minta maju aja jadwalnya. Mamiy mondar mandir ke Hermina untuk suntik pematangan paru, minta surat rekomendasi, juga test darah lalu ke Kramat 128 nemuin Dokter Gatot, sambil setengah memohon satu hari kosong untuk kita, yah de kamu tahu sendiri Dokter Gatot kan memang super duper sibuk . Dan akhirnya tercatatlah sudah tanggal 13 Mei 2015 jam 17:00 WIB mamiy akan operasi c-sect di RS Kramat 128.

12 Mei 2015


Siang itu mamiy sama papiy berangkat ke RS berduaan untuk nginep di RS, memang prosedurnya sebelum operasi c-sect pasien harus masuk RS sehari sebelumnya. Sesampainya di RS, mengurus administrasi sebentar langsung masuk kamar dan nggak boleh keluar lagi..hikss padahal mamiy teramat sangat lapaaarrr..

Sambil nunggu papiy beli makanan, mamiy diculik sama suster buat cek jantung.. ditempel alat sana sini, dijepit-jepit..kirain rasanya bakalan kayak kesetrum.hihi.. ternyata ngga kerasa apa apa.. lanjut cek jantung kamu de.. alhamdulillah normal, malah dibilang kamunya aktif banget dan sempat kontraksi. Mamiy disuruh banyak minum dan istirahat aja dikamar.. baiklaahh..

Berduaan doang dikamar sama papiy kamu ternyata seru juga.. kita ngobrolin macem-macem, becandaan, nonton tv, sholat jamaah, kadang sibuk sama games di hp masing-masing sampe tahu-tahu ketiduran.

Jam 8 malam Dokter Gatot datang untuk visit, aduhh de.. dokter kamu ini santai banget, bawa stetoskop juga engga... Dokternya cuma tepuk-tepuk betis mamiy gitu sambil bilang, “udah bu, tidur aja rileks, istirahat, besok insyaAllah lancar, berdo’a yang banyak yaah..” iya dook.. yaudah gitu doang.. hahahaa.. mamiy nggak jadi nervous deh..

Okey, waktunya tidur, mamiy tidur berdua papiy kamu seranjang RS yang sempit, ala ala film korea. Eh nggak se romantis itu sih.. malah seseg.

13 Mei 2015

Nggak ada yang ngalahin nyenyaknya tidur di ranjang sendiri, dirumah sendiri.. semaleman mamiy tidur tapi suka kebangun-bangun, dan yang diliat cuma jam dinding.. jam 5 subuh mamiy bangun sholat dan lapeeerrr.. untung aja sarapan dianterin jam setengah 6. Langsung lahap deh makannya. Papiy juga cari sarapan dan mamiy ikutan makan lagi : nasi uduk, kue cubit, susu, es teh semua ludes.

Jam 11 siang mamiy sudah harus puasa, ngga boleh makan apa apa lagi. Huiks.. kebayang deh lapernya kayak apa nanti. *krucuk-krucuk*

Semua pada dateng loh de, nenek aki, nini abah, semuaaa dateng.. semua deh pokoknya.. semua mau support mamiy, biar mamiy kuat tentu juga ngga sabar mau liat kamu lahir. Teteh Jani apalagi de, dia nggak bisa diem di RS, jadi primadona-nya, digendong-gendong terus sama bidan-bidan, gemes katanya.

Lanjut jam 3 sore, mamiy kuras perut... hiyyy serem dimasukin cairan yang bisa bikin mules gitu dan bener aja mamiy langsung ngibrit ke kamar mandi, sekalian juga mandi biar seger lalu sholat ashar, minta sama Allah semoga semuanya dimudahkan, kamunya sehat, mamiynya dikasih kesempatan buat membesarkan kamu..aamiin.



Mamiy udah siap, udah wangi, udah cakep (kata mamiy sendiri), dipasanglah itu infus sama susternya. Dalam hati bilang.. Ya Allah.... sebentar lagiiiiii..... ya Allah................. suasana yang tadinya riuh rame ketawa-tawa becanda langsung sedikit hening..... nenek mijitin kaki mamiy, biar rileks katanya... papiy juga ikutan usap-usap punggung mamiy... ya Allah......... sebentar lagiiiii..................

Suster dateng buat jemput, ayuk bu... sudah siap ya? Kita ke ruang operasi.... mamiy tiduran gitu didorong diatas kasur, macem film-film... semua juga pada nyiumin mamiy.. aahh.. mamiy sebel.. mamiy udah nahan nangis, jadi banjir se banjir banjirnyaaaaaaa... makasih ya Allah dikasih keluarga yang sebegini supportnya, sampe sepupu-sepupu semua dateng nyiumin kening.. “teteh... kuat ya teh..” ya atuh tetehnya jadi terenyuhhhh....

Andaikan mamiy kamu Nagita Slavina mungkin operasi cesar begini bisa didampingin papiy kamu atau nenek.. hahhaaa.. mamiyyy..ngayal ajahh *jitak.. tapi kan mamiy ini apalah apalah.. jadinya kudu berani maju sendirian dimeja operasi *aduh bahasanya..eh tapi bener mamiy pas masuk ruang operasi jadi ngerasa yah.. sendiri banget.

Semuanya terasa familiar, meski ditempat yang berbeda. Ruangan yang seperti kulkas dinginnya, peralatan yang tertata rapi, tertutup kain, orang-orang yang berpakaian hijau-hijau dan kali ini lebih banyakk entah siapa mereka, lampu besaaaaaaaaaaaaaar... semuanya terasa tidak asing.. baru kemarin menghadapi ini untuk Rinjani, sekarang untuk Ranaya.. Allah.. hamba pasrah sepasrah-pasrahnya, apapun yang terjadi hamba hanya ingin Ranaya selamat.. sehat.. lengkap.. baik-baik saja.. mungkin bertahannya mamiy adalah bonus yang mamiy sudah pasrahkan sepenuhnya sama Allah..

Pikiran mamiy kemana-mana nak.. mamiy ngga mau denger bunyi gesekan pisau, gunting? Atau apalah itu... mamiy kayak orang linglung sampai seorang dokter datang....

“Ibuuuuuu.. sudah siap ya buuu...”

“iya..”

“ibu.. ini anak keberapa?”

“kedua..”

“sebelumnya cesar?”

“iyaaa...”

“dimana?”

“hermina ciputat”

“kok jauh banget dari sini? Ibu rumahnya dimana?”

“.... *jeda dikit, nggak langsung jawab

“ibuuuuuuuuuuuuuuuuuu.. bu.. rumahnya dimana?”

“cipadu..”

“Cipadu itu yang dari arah.. bla blaaa....”

Mamiy seperti dialihkan perhatiannya, diajak bicara terus, dokter itu nanya teruuuus-terusan, kalau mamiy telat jawab dia akan teriak ibuuuuuuuuuuuuuu..panjang banget de.. hahhaa mamiy selalu nurutin pokoknya.. semua pertanyaan dia mamiy jawab.. sambil mamiy dipasang alat alat entahlah apa.. kedua tangan mamiy diikat lagi  seperti dulu..

Sesuai rencana operasi dimulai jam 5, tapiiiiiiiiii.. seperti biasa juga dokter Gatot suka molor molor dikit, bilangnya udah disepeda.. udah jalan.. berarti sebentar lagiiiiiiiiiiiiii...............semuanya akan dimulai.

Hallooo.. maaf telat dikit, ayo kita mulai, gimana ibu? Sehat ya.. “ya dok...” tenang aja bu nanti tau-tau bayinya lahir, udah selesai deh.. banyak yang bantu loh bu ini.. ada ahli hipnoterapi juga bu.. jadi ngga sakit lah bu.. ayo kita mulai ya...

Seketika.... oooo.. jadi yang tadi nanya terus ituuu mamiy lagi dihipnotis gitu kali ya biar ga tegang... yayaya...

Bismillah.... al fatihah....

Mamiy dibius ditulang ekor.. rasanya? Biasa aja.. karena yang mamiy sangat rasakan adalah kedinginan..... sudah ba-al.. dan operasipun dimulai...

Kain hijau nutupin pandangan mamiy ke arah perut, tapi mamiy bisa liat pantulannya diatas lampu.. lagi-lagi mamiy hanya menengok ke kiri saja... diiringi love song jaman bahela.. dokter Gatot melaksanakan tugasnya..

Tiba-tiba ada asap... bau gosong...

Diapain perut gueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee... astagfirullah.. mamiy langsung merem ajah. Laser kah itu? Bodo amat mamiy ngga peduli......... tidur tidur Allahuakbar.. ampuni hamba ya Allah.......

Dokter Gatot dibantu sama asistennya, perempuan.. yang menurut mamiy dia excited banget diajak operasi rumit seperti ini, nanya terus, komen terus, dokter Gatot juga selalu menerangkan, nah kalau begini ni... keliatan kan begini.. harus diginiin.. jangan begini.. sebaiknya begitu.. bla bla.. jadi mamiy juga berasa lagi dengerin dokter ngajarin praktek langsung di perut mamiy, langsuuuung!

Setelah kurang lebih 10-15 menit-an

Bu.. ibuuuu.. bayi nya dikeluarin ya buuuuu.......

Allah Allah... Allah......... Ranayaku.. naya.. de....... kuat ya de.......

Eaaak.. ea... eaaaakk.........

Perempuan ya bu, lahir jam sekian sekian *mamiy lupa*

Ya Allah de nayyyyaaaaaaa.. mamiy tetiba nangis kenceeeng...

Kamu langsung dibawa, takut kedinginan katanya..

ALHAMDULILLAH YA ALLAH.. Ranaya.. de...... ini mamiy sayang...................... pinter.. bageur.. sama bu bidan dulu ya nak...

---

Nah.. bayi nya sudah kan.. sekarang kita kerjakan ini dan ini dan ini.... terlihat kan seperti ini...... percakapan dokter Gatot nggak mau mamiy denger, tapi ya kedengeran.. fokus mamiy kepecah jadi dua.. antara mikirin kamuuu.. mau ketemu kamuuu.. sama ini perut mamiy mau diapain lagi.......

Operasi terus berjalan sampai akhirnya bidan dateng bawa kamu Nay... aaaaaaaaaaaahhh alhamdulillahhhhh Naya... kamu imut, mungil sekaliii nakk.. cantik. Sama bidan, kamu suruh nenen, diarahin ke puting.. tapi.. dokter Gatot langsung bilang... “mba.. mba.. bayinya nanti aja yaa.. kalau sudah selesai yaaaaa..”

Ini dokter kenapa??

Mas mas.. *manggil staf nya gitu

Tolong..tolong kabari keluarganya, bayinya perempuan, sehat, dan ibunya masih lanjut operasi, histerektomi.

NO! Enggak! nggak mungkin salah denger.. histerektomi.. ya... angkat rahim.. ya.. yang terbaik mungkin... pasraaaaaaaaaaaaaaahh... rasanya makin nggak enak perut ketarik-tarik, mual.. sempet muntah juga.. perut bener-bener nggak enak.. kayak melompong, tapi kayak diobok-obok juga. nengok sedikit ke kanan, udah ada kantong darah disana.. transfusi nya jadi juga... Allah.......  hanya ingin ini cepat selesai... hanya ingin ini cepat berlalu...... cepat.

Dokter yang udah agak tua itu selalu nyamperin mamiy, sambil bilang sabar ya bu.. kuat ya bu.. merem aja nggak apa-apa... ibu yang dirasain apa? *sambil usap-usap kepala mamiy*

 “dingin dok”

Entahlah tapi mamiy langsung kebayang almarhum Aki... persis.. mamiy jadi langsung berasa ditemenin aki.. jadi ngerasa tenang lagi.. sambil zikiran terus.. setiap kerasa apa langsung nyebut keras-keras. Mamiy mulai ngga santai, ngga bisa kalem..

Jarum jam udah ke arah jam 8 nan..

Dokter Gatot bilang, selamat ya bu.. bayinya sehat... operasinya selesai ya bu.. tinggal dijahit saja.. saya tinggal dulu ya bu..

“makasih dok”

Alhamdulillahhh.. semuanya selesai sudah.. Naya.. manaa.. mamiy mau ketemu kamu nak.. 

Alhamdulillah kita baik-baik saja..

ini selesai sudah...

Allah maha baik...

Alhamdulillah.

Ranaya Aisha Harumi
13 Mei 2015
2,8 Kg ~ 48 cm
dr. Gatot Purwoto
RS Kramat 128 



R.A.H



Ranaya : Sejahtera
Aisha : Kehidupan
Harumi : Cantik (musim semi di Jepang)

Ranaya itu bagaikan kejutan manis disaat yang tak terduga, Ranaya memang tidak perlu diminta dalam do’a panjang, tapi Ranaya hadir untuk memberikan berkah dalam kehidupan kami.. Manusia kodratnya memang tidak pernah merasa cukup, tapi bagi kami kehadiran Ranaya adalah cukup. Pelajaran mahal dalam hidup bahwa bersyukurlah maka rejekinya akan ditambah, ikhlaslah karena segalanya hanya milik ALLAH AZZA WA JALLA.


Terima kasih de.. sudah bertahan dengan hebatnya selama 36 Minggu.. Sungguh, Ibumu ini teramat menyayangimu.. 


With Love,
MiyRPiyRTehRinjani

Kamis, 30 April 2015

Dokter Tengah Malam (Bladder Invasion Part 4)

No.. no.. nggak mau ngebahas yang horror-horor kok.. secara eike juga orangnya cemen dan takutan! Haha!

Cerita dikit, pe-er dari dokter Riyana adalah menemui dokter Gatot Purwoto sang ahli Onkologi. Mau gimana caranya juga yang penting ketemu dulu deh. Mulai browsing sana sini, Tanya sana sini soal jadwal prakteknya si dokter, ternyata susah. Kenapa? Karena beliau kebanyakan cuti di beberapa RS dan kalaupun praktek, pasti RS nya bilang jamnya nggak bisa ditentuin ya bu.. nanti kita kabarkan. Sesibuk itukah dokter? *makin penasaran
Karena dirujuknya suruh ke RS Kramat 128, yasudah akhirnya aku lebih prefer konsul disitu, sekalian jauh, sekalian nanya-nanya soal biaya lahiran dan segala macamnya. Suatu siang aku nelfon ke bagian pendaftaran

Hallo mba, saya mau daftar untuk ke dokter Gatot benar praktek dihari Sabtu besok ya?

Benar bu, tapi mohon maaf pasiennya sudah penuh, mungkin dihari Senin bagaimana bu?

Saya urgent banget mba..

Ohh kalau urgent ibu boleh aja dateng tapi saya nggak jamin ibu bisa ketemu dokternya

Mulai prakteknya jam berapa ya mba?

Jam 10 bu

10 pagi mba?

Malam bu..

10 malam mulainya??

Hem.. tergantung dokternya dateng kadang jam 10, kadang jam 11 malam..

*SUMPEHHHHHH LOHHH MALEM BINGITTTSSSS*

Kalau gitu saya daftar untuk hari Senin aja deh mba

Baik bu, namanya siapa ? no telfon?

Rieke.. di 0812….

Sudah saya daftarkan ya bu, dapat nomor 11

Terus saya harus dateng jam berapa mba?

Sesuai kedatangan kok bu dipanggilnya, biasanya dokternya dateng jam 10an

Abis tutup telefon masih bingung, beneran tuh ada dokter yang mulai prakteknya jam 10 malem? Dan pasiennya antri, penuh, banyak, bela-belain? *makin makin penasaran. Yaudah akhirnya ngobrol sama suami kalau udah daftar ke dokter Gatot dan aku nggak bilang kalau mulai prakteknya jam 10 *jahat ya.. abis kalau bilang dia pasti udah ngoceh-ngoceh duluan, sedangkan urusan konsul sama dokter Gatot ini genting! Maap ya piy..

Tibalah Senin malam sepulang kerja, aku pulang dulu ke rumah (rumah mama), ngurusin Jani bentar (mandiin, main, becanda-becanda, minum cucu, nenen dan dia pun bobo-anak mamiy pinteeeeer) jam 7 teng jalan naik ojek, takut macet soalnya lalu meluncur ke kantor suami di Mayestik.

Sampe Mayestik jam setengah 8 malem lumayan macet sikonnya, dan kita jalan ke RS Kramat 128. Bermodal kecanggihan peta jaman sekarang, jalanannya lancaaarr banget, dan sampe di RSnya sekitar jam setengah 9. Langsung masuk dan daftar, kata mbak mbaknya aku dapet nomor antrian 8 dan dokternya belum bisa dipastikan jam kedatangannya, baiklah.. melipir makan nasgor dulu.

Setelah kenyang, balik lagi nunggu di RS, dari mulai main HP, ngobrol, foto-foto, becanda-becanda, nelfon dll.. bau-bau dokternya nongol belum kecium. Seperti yang diduga, suami mulai rungsiiiing.. eaa eaaa… aku cuma bilang, sabar siiih.. kita perlu, kita butuh.. udah disini, masa mau pulang???

Jam menunjukkan pukul setengah 11 malam….. okeeeee ke-rungsingan suami mulai memuncak..

“ini dokter apa siiih, gila apa jam segini belum dateng? Jangan-jangan udah ditungguin nggak dateng lagi…”

Istrinya siul-siul ajaahhhh hahahahh…

Terus suami ngobrol sama pak satpam.. dannn pak satpamnya makin ngomporin..

“dokter Gatot emang gitu pak, malem banget datengnya, malah kadang pasiennya baru abis jam 4 pagi”

Ishh pak satpam pengen saya jejelin pentungan deh!

Pas lagi ngobrol sama satpam gitu, suami ngomong..

Miy, dokternya kurus ya? Tinggi? Rambutnya putih?

Iyaa..kenapa?

Tuh dia dateng..

Alhamdulillaaahh dalem hatii.. langsung lah duduk dideket ruangannya.

 Kenyataannya emang bener, pasien dokter Gatot yang setia nunggu lumayan banyak, malah sampe ada yang bawa bantal segala, semacam sudah tau dan prepare. Malah ada juga yang dari luar daerah, kedengeran aja mereka ngobrol pake bahasa sunda. Rata-rata yang nemuin dokter Gatot masalahnya kanker, kista, miom.. ada yang perutnya gendut bukan karena hamil tapi karena kanker. Astagfirullah.. kudu banyak bersyukur aja deh.. karena manusia diuji pasti sebatas kemampuan.

Tibalah saatnya dipanggil oleh suster..

AKHIRNYAAAAAAAAAAAAAAA! *maap lebay

source :inasgo.org

Dokter Gatot persis banget dan mirip banget kayak foto hasil browsingan ini.. yaiyalaahh.. orangnya banyak ngobrol, banyak nanya, awal-awal semacam pengantar lah dia nanya tinggal dimana, kerja dimana..sampe dia juga cerita kalau diajak anaknya ke IKEA dan terkagum-kagum atas perubahan BSD dan sekitarnyaaa yang udah kayak kota diluar negeri. *secara beliau terakhir kesana pas jamannya ditugasin di PUSKESMAS.. hahahaha..tahun kapan itu dok.

Lanjut, konsultasi dimulai..ceritalah yaa tentang rujuk merujuk dari dokter Riyana, dan shock karena dia bilang “kenapa nggak dokter Chamim aja? Kan lebih deket.. tapi dokter Riyana ngerujuknya ke dokter.. “ah itu kan kepengenan dokter Riyana sajaaa..” iih si dokter iniiih.. dokter Gatot juga sempat komentar soal dokter Yudit katanya he is smart and silent.. hahay bener banget dokteeer kalo ngga ditanya diem aja, kalau ngomong seperlunya gitu, gayanya cool.. *gemeeeesssin *lah

Sepanjang pembicaraan, aku rekam terusss, lagi-lagi buat back up kali aja saat ngobrol pikiranku sedang melayang kemanaaa-manaaa.. dokternya banyak cerita tentang pengalaman dia pada kasus-kasus seperti ini.. cerita gimana dia selalu dipanggil buat bantu operasi-operasi sulit.. cerita tentang kekisruhan dan kegaduhan RSCM.. dst.. bener-bener nggak kerasa ternyata konsultasinya hampir satu jam.

Ditengah-tengah pembicaraan soal hasil usg dokter Yudit, dokter Gatot sempat ngusap pundak aku sambil bilang. “Aduhh anakku.. anakku.. hamil aja kok banyak istilahnya yaa..” dannnn..melelehlah hati inih.. *aku lemahh hahaha.. maksudnya dokternya ngomong gitu tuh mungkin ngeliat muka eyke yang udah plongo pasrah saat dia ngasih penjelasan kayaknya. Lanjut lagi dia bilang.. “kamu masih muda, masih 28 tahun, aahh insyaAllah masih bisa laah dipertahankan, semua ini hanya prediksi, bisa jadi tidak ada apa-apa..aamiin Alhamdulillah banget saya..” begitupunnn diriku dok..

Suami penasaran sebabnya apa bisa plasenta nya nempel, dibawah dokter bilang “plasenta itu takdirnya ada disini-disini-disini tergantung pembuahan *sambil gambar oret-oret di kertas* dan plasenta paling mudah menempel pada jaringan parut-kemungkinan ya bekas operasi caesar” trus kalau kemungkinan buruk terjadi, misal harus sampai angkat rahim.. efeknya apa sih? Dan jawaban dokternya adalah.. “Cuma nggak mens, selebihnya normal saja, tetap cantik seperti biasa” aahh dokter… *dikit-dikit geer woyy* :D

Okelah, kesimpulannya 2 minggu sekali periksa biasa boleh ke dokter Riyana, kasian katanya kalau ketemu dia susah dan harus semalam itu. Nanti kalau sudah menjelang operasi, baru ketemu dia lagi. Dokter Gatot sudah menjadwalkan operasi aku tanggal berapa.. sudah dicatat dihpnya juga. Semoga Allah memudahkan.. aamiiin.

Semakin deg-degan karena akhir-akhir ini  jadinya liat tanggalan melulu.. tik tok tik tok… dikepala mulailah itu semacam planning apa aja yang harus dilakuin, apa aja yang harus disiapin.. hosshaaaa.. semangat-semangat! Semacam dapet semangat lagi setelah ketemu dokter Gatot, dia teramat yakin bahwa aku bisa ngadepin ini semua.. “Dari matanya, ibu kelihatan optimis dan tenang…” :')


Keep smiling
MiyR&Lil'R


Info :

RS. Kramat 128
Jl.Kramat Raya No.128 (persis didepan PMI Pusat)
021-3909513
Biaya konsultasi dan pendaftaran sekitar 300rbuan.



Rabu, 08 April 2015

Second Opinion - Dokter Yuditiya Purwosunu (Bladder Invasion part 3)

 


Seperti yang dokter Riyana bilang, aku sebaiknya ke dokter ahli Fetomaternal untuk lebih memastikan lagi tentang plasenta yang menempel ini. Tujuan pertama ke dokter Yudit, prakteknya di klinik Sam Marie Jl. Wijaya, kesana hari Sabtu pagi, meski pake nyasar dikit, akhirnya sampe juga. Namanya klinik ya tempatnya kecil sempit minimalis, tapiiii yang dateng mobilnya badus badus, didalem antriannya penuh, sedikit sumpek dan desek-desekan *macem angkot didengernya yak hahaa.. tapi bener lho, atau mungkin karena weekend juga.

Dapet nomor 4, dan dikasih tau kalau dokternya lagi ada operasi jadi agak telat dikit. Yawishh nunggu aja sambil deg-degan. Suami ngajakin jajan dulu didepan atau dikantinnya, aku nggak mau.. ahh jajannya nanti ajaaa, aku mau nunggu dokternya disini, dan suamipun akhirnya ngeliling sendirian.

Sekitar 30 menit nunggu, akhirnya dokter dateng juga. Antrian pertama dipanggil.. kedua nggak ada orangnya.. ketiga juga.. langsung aku.. ahh rejeki…

Pas masuk ruangannya, dokter Yudit udah siap didepan alat USG, jadi langsung nih dok? Padahal kirain mau pengantar dulu gitu, dari tadi udah siapin kata-kata kalau saya ini pasiennya dokter ini… kesini karena ini.. bla blaa…

Ternyata perbincangan itu dilakuin sambil USG, dan dokternya ampun deh jarang liat perut, liatnya banyak ke layar, sambil capture-capture semua.. gesit cepet… sambil ngobrol juga riwayat kehamilan sebelumnya dan lain-lain.. sampe tiba saatnya dia nanya, ibu ini anak kedua? Iya dok.. ibu umurnya berapa? 28 dok.. iya bu ini ada lengket hmm kalau saya perkirakan sekitar 5cm bu.. harus angkat dok rahimnya? Hmm kalau ibu nggak mau diangkat bisa kok.. hm.. disini disini masih ada celah..hemm.. bisa bu bisa kalau mau dipertahankan.. ini memang harus hati-hati, salah potong sedikit aja misalkan disini *sambil nunjuk layar* uhh darah nggak berenti ini pasti.. saya pernah operasi gini.. saya hobby sebenernya operasi-operasi begini.. *aduh dokteeeer* golongan darah ibu apa? O dok.. ya mungkin akan butuh transfusi ya sebaiknya dari keluarga *suami langsung usap kaki aku dan bilang “tenang ambil aja darah akuu” dalem hati maunya ambil atm km aja boleh? Hahahaa.. *istrinya udah stress*

Terus dilanjut konsul dan aku nanya macem-macem deh tuh, tapi dokternya jawab santai, tenang.. terus aku keceplosan dan bilang gini

“ jadi resikonya hanya ini dok?”

 “ya nggak ini aja bu, mohon maaf, banyak yang meninggal dimeja operasi”

 ”…….”

“saya bukan nakut-nakutin bu, tapi memang harus hati-hati memilih dokter, kalau mau sama saya operasinya di RS Hermina Bekasi, disana lebih siap.. ini nomor hp saya ibu bisa whatsapp saya kapan aja, ini juga saya kasih pengantar untuk cek lab, hasilnya ibu kabarin saya” sambil nulis no hpnya dibalik hasil USG.


Puas sih, penjelasannya lengkap dan kesimpulan yang ditulis juga jelas banget, pake ada grafik-grafik gitu yang nggak ngerti juga bacanya. Hehehe..

Oke, berbekal hasil USG dokter Yudit, akhirnya aku memutuskan untuk ketemu dokter Riyana dulu sebelum ke dokter Azen. Kalau dokter Riyana bilang hasil ini cukup, aku nggak jadi nemuin dokter Azen.

Huwaaa ke RS Hermina lagi,,, perasaan baru beberapa minggu nggak kesini, banyak yang berubah dari tempat susternya sampe PMOnya beda orang.. pmo yang biasa jadi dibagian pendaftaran.. aahh jadi berasa asing.

Tumben banget nunggunya lamaaaa.. sampe akhirnya dipanggil.. maklum laah pasien dokter Riyana emang banyak dan konsulnya juga nggak sebentar. Pas nongol diruangan dokter..

"siang dook.."

“hey... akhirnyaa ketemu jugaa, gimana hasilnya?”

“ini dok, saya nggak jadi ke dokter Azen, jadinya ke dokter Yudit”

“loh, kamu ke Bekasi?”

“enggak dok, di Sam Marie”

“oalah dia praktek Sam Marie jugaaa.. ya kirain dia jauh jadi saya ngga recommend”

Sambil liat-liat hasil USGnya..mulailah dokter menjelaskan panjang kali lebar, ditambah pengalamannya pada kasus-kasus seperti ini, ada yang terditeksi awal dan bisa prepare ada juga yang tidak terditeksi, jadi pada saat hari H nya kelimpungan karena tidak ada persiapan yang cukup. Secara garis besar sih dokter Riyana memang mengarahkan ke RS yang lebih siap, dan bukan di RSIA Hermina Ciputat, maksud RS yang lebih siap itu adalah bisa akses darah dengan mudah, karena pendarahan/darah keluar ya gantinya darah, nggak bisa yang lain, taruhannya nyawa dan kita harus berada ditempat yang siap untuk kemungkinan terburuk. Sekali lagi saya bukan nakut-nakutin, tetapi memang harus dipersiapkan segalanya. Dokter Riyana kasih pilihan buat ke dokter Chamim kalau mau di Fatmawati, atau dokter Gatot di RSCM sama di RS Kramat 128, kedua dokter itu ahli onkologi, ya sudah terbiasa untuk kasus-kasus operasi sulit. Tapi lama-lama ngobrol, dokter Riyana makin yakin rujuk aku ke dokter Gatot dan langsung nulis surat rujukan. Yak, resmi di “usir”  dari RS Hermina Ciputat. Huehe..


"Harus ke dokter Azen juga nggak dok?"

"nggak usah, ini aja cukup banget, sudah jelas.. kemarin itu saya mau mastikan saja, karena dokter Wisnu bisa USG 4D tapi bukan ahlinya"

Baiklaah dokter..

Oya, konsul kali ini aku rekam obrolannya biar bisa buat report juga ke keluarga, dan buat di denger lagi dengan seksama, mungkin aja pas ngobrol, pikiranku sedang melayang-layang.

Next, pe-ernya adalah.. nemuin dokter Gatot yang katanya baiiiik banget itu. Semoga.


KeepFighting!
MiyR&Lil'R



Just Info!
Klinik Sam Marie 
 Jalan Wijaya I No. 45, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12170
021-7200604
Tarif USG (print), Konsul dan Pendaftaran pasien baru +/- Rp. 975.000,-


Jumat, 27 Maret 2015

Terus gimana? (Bladder Invasion part 2)

Terdiam meratapi nasib sambil terus menangisi keadaan tanpa bilang pada siapa-siapa.. kalaupun ada yang tanya, buru-buru bertingkah seolah tegar, seolah tidak ada apa-apa sambil bilang "aku baik-baik saja" tapi jauh didalam hati terenyuh.. seandainya bisa bilang kalau..... *&^%$#----

Lalu waktu berganti.. malam-malam terlewati.. tetap menyimpan semuanya sendiri.. dan sampai pada saatnya hari H operasi, baru mengatakan yang sebenarnya kepada semua.....sambil terisak-isak..sambil minta maaf.. dan semua terkaget-kaget.. APAAAA?? KENAPA KAMU NGGAK CERITA???

Ahh hidup anda sinetron sekaliiii sissssss!!!!!!

Mana bisa??? Apa bisa???

Setelah pulang dari RS, iya emang hidup terasa slow motion.. gini salah gitu salah.. nggak konsen.. pikiran melayang-layang entah kemana.. mikirnya yang aneh-aneh.. kayak orang linglung.. sudah tentu mama tanya.. suami apalagi.. ngeliat istrinya sesengukan melulu abis sholat, tiba-tiba netes air mata, diajak ngomong kadang nggak nyambung. Sampe-sampe dia bilang "aku salah apa sama kamu? ada apa siih? kenapa sedih?" nah loohh cerita apa nggak ya?? yaaa akhirnya cerita juga dehhh....

Begitupula pertimbangan nulis di blog.. tulis apa enggak? lagi-lagi realistis aja kalau hidup ku ini bukan sinetron *tiba-tiba ngaca---iya deng saya bukan Dewi Sandra hahaha. Mungkin ada baiknya juga dishare supaya dapet masukkan dari orang yang juga pernah ngalamin hal yang sama, atau sekarang ini lagi diposisi yang sama, terus ada rekam jejak juga proses-proses yang harus aku lewatin, atau yaa minimal buat cerita ke dede saat nanti dia udah gadis.. kalau hidup tidaklah selalu seperti yang kita rencanakan. Ada kejutan-kejutan dari Allah yang somehow buat kita lebih kuat, lebih sabar, lebih percaya bahwa semua sudah ada yang Maha mengatur.

Aku mencoba menyingkirkan fikiran negatif yang terus terngiang. Toh kenyataan yang sekarang dihadepin ya begini, terus aku harus bagaimana?

Yang pertama terfikir adalah menghubungi Dokter Riyana, bagaimanapun dia yang menolong persalinan pertama, dan dia yang tahu kronologisnya. Niat mau daftar ke RS Hermina dan ketemu langsung, tapi pikir-pikir sms dulu aja lah ya siapa tahu ada saran dari beliau.



Ok, langsung cari tahu soal Dokter Azen dan nelfon RSPI. Mantep banget nih dokter..antriannya ampuun bejibun, baru bisa konsul di akhir April katanya.. sedangkan aku butuh cepet, butuh segera.. untung susternya berbaik hati ngasih nomor telepon klinik tempat dia praktek di Archa Clinic BSD, mungkin nggak se-rame RSPI. Bener aja, aku kedapetan nomor dihari Selasa tanggal 30 Maret. Alhamdulillaah..

Next, sudah pasti browsing tentang apa itu bladder invasion, kenapa bisa begitu dan biasanya tindakannya apa. Susah! Jarang ada yang bahas tentang ini.. bisa dibilang kasus yang jarang sekali terjadi dan kebanyakan kalau yang mengalami akan pendarahan hebat. *parno lagi kannnn… :(((((

Placenta percreta with bladder invasion as a cause of life threatening hemorrhage.
Abstract
PURPOSE:
Abnormal placental penetration through the myometrium with bladder invasion is a rare obstetric complication with potential for massive blood loss. Urologists are usually consulted after a life threatening emergency has already arisen. Their familiarity with this condition is crucial for effective management. We describe 2 cases of placenta percreta with bladder invasion to highlight the catastrophic nature of this clinical entity, and review the literature on current diagnostic and management strategies.
MATERIALS AND METHODS:
Between 1986 and 1998, 250 cases of adherent placenta (0.9%) were identified in 25,254 births at our institution, including 2 (0.008%) of placenta percreta with bladder invasion. We treated these 2 multiparous women who were 33 and 30 years old, respectively. Each had undergone 2 previous cesarean sections.
RESULTS:
Presenting symptoms were severe hematuria in 1 patient and prepartum hemorrhage with shock in the other. Ultrasound showed complete placenta previa in each with evidence of bladder invasion in 1 patient. Hysterectomy, bladder wall resection and repair, and bilateral internal iliac artery ligation were required to control massive intraoperative hemorrhage. The patients received 22 and 15 units of packed red blood cells, respectively. Fetal death occurred in each case. Convalescence was complicated by disseminated intravascular coagulation in patient 1 but subsequent recovery was uneventful.
CONCLUSIONS:
A high index of suspicion for placenta percreta with bladder invasion is required when evaluating pregnant women with a history of cesarean delivery and placenta previa who present with hematuria and lower urinary tract symptoms. Ultrasonography and magnetic resonance imaging may assist in establishing the diagnosis preoperatively. With proper planning and a multidisciplinary approach fetal and maternal morbidity and mortality may be decreased.
Source : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10992378

Kalem..kalem….. kaleeeeeeeeeeeeeeem….

Lanjut, diinget-inget lagi kalau Neng Putri selama ini periksa ke dokter yang juga ahli fetomaternal, langsung deh BBM minta tolong banget ditanyain ke Dokter Yudit, apa plasenta yang nempel di kandung kemih sudah pasti bladder invasion?? Dan kata neng put dokter yudit mantep jawab enggak, belum pasti dan disuru cek langsung aja sama beliau di Klinik Sam Marie.. huwaaa.. langsung bikin janji deh hari Sabtu tanggal 28 Maret, meski tarifnya agak lumayan mehoong.. tapi bismillah aja..semoga dapet kabar baik. Semoga ada keajaiban. (mohon di-Aamiin-kan)

Dan terakhir tentu banyak-banyak berdo’a…. banyak-banyak meluk Jani.. entah kenapa selalu mellow bayanginnya……. aaahh udah udahhh....belum belum final.. masih bisa usaha dulu.........

Ya Allah hanya atas izinMU.. izinMU,,, kami bisa kumpul bersama dan baik-baik saja.. Aamiin aamiin ya Allah….